Jumat, 04 Desember 2009

Ujian Sekolah Standar Nasional Pendidikan Agama Islam

Keputusan MA tentang UN SMP SMA tidak menyulutkan Diknas untuk melakukan Ujian Nasional, karena dalam keputusan MA tidak menyebutkan harus meniadakan UN. Hal ini perlu kita sikapi sebagai praktisi pendidikan.
Menurut hemat saya sebagai pendidik, UN masih tetap berjalan untuk mengetahui kualitas pendidikan, akan tetapi bukan hanya 4 pelajaran saja akan tetapi semua pelajaran, karena output pendidikan kan bukan dilihat dari 4 pelajaran tersebut.
Dengan UN hanya 4 pelajaran bagi SMP, yaitu IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika, akan memberika kesan bagi peserta didik pelajaran yang penting itu hanya 4 pelajaran tersebut. Padahal kalau kita melihat tujuan pendidikan yang ada dalam UU Sisdiknas jauh lebih bagus melatih keterampilan, berakhlak mulia dan sebagainya. Bagaimana bisa UN hanya 4 pelajaran tersebut? harus lebih dari itu. Apalgi ada kesan di pihak pemerintahan sekala prioritas pendidikan juga lebih dikonsentrasikan pada 4 mata pelajaran tersebut, seperti dukungan buku, pelatihan-pelatihan guru, bahkan LPMP terkesan cukup memanjakan 4 mata pelajaran yang di-UN kan, kalau pelajaran lain dianggap angin lalu saja.
Kalau benar Pemerintah ingin memajukan kulitas hidup bangsa ini, maka tingkatkan kulitas pendidikan jangan setengah-setengah. dari mulai tidak memilah-milah matapelajaran semua di UN kan atau USBN kan saja semua mata pelajaran sehingga tidak ada kesan pelajaran ini penting, pelajaran lain tidak penting, karena kalau ini dibiarkan berlarut-larut bukan tidak mungkin output pendidikan akan sangat mengecewakan dan ada ketimpangan di sana sini.
Permasalahan UN 4 mata pelajaran dengan patokan menjadi syarat kelulusan bagi siswa, bagi praktisi pendidikan dilematis, di satu sisi harus meningkatkan kualitas, di sisi lain itu jadi penentu kelulusan peserta didik, timbullah praktik manipulatif nilai di kalangan pendidikan. Hal ini akan bertentangan dengan hati nurani seorang guru dan bertentangan dengan tujuan pendidikan membangun karakter, kemandirian peserta didik.Jika praktek manipulatif sudah dimulai dari dunia pendidikan yang menggarap peserta didik sama artinya dengan membangun estafet generasi bangsa yang manipulatif. Hal bahaya paling luar biasa,bagaimana regenerasi bangsa ini mau jadi apa?
Oleh karena itu menurut pendapat saya, alangkah baiknya UN diganti dengan USBN untuk semua mata pelajaran, dan syarat kelulusan ditentukan oleh semua mata pelajaran tersebut.Kesan pelajaran penting dan tidak penting akan luluh dengan sendirinya.Baru akan terbentuk opini di peserta didik bahwa semua mata pelajaran itu penting.
Mengenai USSN PAI bagi sekolah di Kab. Bogor bukan suatu hal yang luar biasa, tetapi karena beragamnya cara dan penilaian serta teknis dilapangan dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam maka sangat perlu distandarkan, agar didapat hasil yang optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar